“Memaksimalkan kehidupan dengan hal
yang cukup”
Minimalisme sudah menjadi trend, tidak
disadari hampir aspek kehidupan saat ini ada unsur minimalis. entah sengaja
atau tidak disengaja. Minimalis pun juga bisa dilihat di seluruh sosial
media maupun industri manapun. Fashion,
design, food, technology, cosmetic, aristektur, dan sebagainya. Jadi apa
itu sebenarnya minimalis?
Singkatnya, kemunculan konsep
minimalisme awalnya suatu bentuk penolakan para seniman pada konsep
Ekpresionisme Abstrak pada tahun 1960-an. Dimana ekpresionisme abstrak memiliki
kecendrungan kebebasan dan pencampuran banyak warna yang menjadi tidak
beraturan dengan bentuk yang tidak beraturan tetapi dianggap sebagai bentuk
ekspresi tidak terbatas, sedangkan minimalis cenderung untuk menggunakan warna
yang sedikit dengan bentuk yang solid.
Ekspresionisme Abstrak tidak memberikan "ruang kosong”
dalam seni.
Minimalisme memberikan "ruang kosong” dalam seni.
Walaupun pada awalnya konsep minimalis
berasal dari seni, secara perlahan konsep minimalis dilirik oleh banyak
kalangan. Dari arsitektur hingga dijadikan sebagai pandangan hidup.
Menurut Michael Ofei di bukunya The
Minimalist Vegan: A Simple Manifesto on Why to Live With Less Stuff and More
Compassion, Minimalis dalam pandangan hidup dianggap sebagai proses
identifikasi apa yang sebenarnya benar-benar penting di kehidupan dan
menyingkirkan yang tidak perlu.
Apabila didasarkan dengan pengertian Michael Ofei, tanpa
disadari kitapun ikut menjalankan kehidupan sehari-sehari dengan unsur
minimalis seiring dengan perkembangan teknologi. Lihatlah bagaimana dulu kita
butuh banyak barang untuk melakukan aktivitas: kamera untuk foto kamera, Jam
alarm untuk membangunkan pada pagi hari, Sony walkman untuk mendengarkan lagu, platform seperti playstation untuk
bermain game, Buku/komik/ untuk membaca, dan sebagainya.
Sekarang? Semua hal itu disingkirkan karena semual hal itu
dapat dilakukan pada satu device:
Smartphone. Mungkin hal itu juga yang ikut serta mendorong tren minimalis
pada kehidupan saat ini.
Tetapi menurut mereka yang memiliki minimalis sebagai pandangan
hidup, hal tersebut masih kurang. Segala hal yang mereka miliki harus ada
fungsinya, tidak boleh tidak ada. Dengan pemikiran tersebut secara perlahan,
rasa kepemilikan yang berlebihan berkurang.
Hal yang harus disadari, pandangan Minimalis itu didapatkan
dari sisi internal bukan dari faktor eksternal. Karena pemikiran awal minimalis
berawal dari apa yang kita butuhkan dan apa yang kita tidak butuhkan, sesuatu
hal yang harus dinilai dari diri sendiri bukan dari orang lain. Pandangan ini
pun tidak hanya terbatas pada menghilangkan barang-barang, tetapi juga
prioritas seseorang.
Minimalis sendiripun memberikan efek positif pada kehidupan
bedasarkan orang-orang yang menjalaninya, yaitu:
1.
Mengurangi kebiasaan belanja
Karena mengetahui
apa yang benar-benar dibutuhkan, maka mereka juga tidak perlu belanja hal yang
tidak perlu.
2.
Menggunakan sesuatu sampai hal tersebut benar-benar tidak
dapat digunakan.
3.
Memiliki banyak waktu dan menjalani hidup dengan fokus.
Karena telah
menyingkirkan kegiatan-kegiatan yang tidak perlu, mereka dapat fokus pada
hal-hal yang benar-benar memberikan manfaat.
4.
Meningkatkan produktivitas
Bagaimana?
Apakah kalian tertarik untuk menjalani kehidupan dengan pandangan minimalis?
*baca
artikel ini untuk mengetahui bagaimana memulai kehidupan minimalis*
#kontenmbti01seninpagi
#kontenmbti01seninpagi
0 komentar:
Posting Komentar